Strategi Digital Marketing untuk UMKM Agar Viral dan Laris

Dalam beberapa tahun terakhir, cara orang berbisnis berubah drastis. Jika dulu pelanggan datang ke toko karena melihat papan nama atau rekomendasi teman, kini sebagian besar dari mereka menemukannya lewat media sosial.

Perubahan inilah yang menjadi latar belakang sesi “Dari Warung ke Timeline: Rahasia UMKM Biar Viral & Laris” hasil kolaborasi antara Longetiv Digital Hub dan majoo Indonesia. Dalam acara tersebut, Farah Nadiyah, Digital Specialist dari Longetiv Digital Hub berbagi panduan strategis agar pelaku UMKM bisa mengoptimalkan kehadiran mereka di dunia digital.

Media Sosial: Lahan Baru untuk Bertumbuh

Hari ini, hampir semua orang memiliki akun media sosial. Mereka bukan hanya menggunakannya untuk hiburan, tapi juga untuk mencari informasi, membandingkan produk, hingga memutuskan pembelian. Itulah mengapa social media marketing kini menjadi salah satu senjata utama bagi pelaku UMKM.

Farah menjelaskan, bahwa media sosial tidak hanya meningkatkan brand awareness, tapi juga membuka peluang untuk membangun kepercayaan pelanggan dan menjangkau audiens baru.

Yang menarik, media sosial juga memungkinkan two-way communication. Pelanggan bisa langsung bertanya lewat DM, memberikan feedback, atau sekadar meninggalkan komentar. Di sisi lain, pemilik usaha bisa memanfaatkan interaksi itu untuk membangun kedekatan dan kepercayaan.

Pilih Platform yang Sesuai, Bukan yang Ramai

Salah satu kesalahan paling umum di kalangan UMKM adalah mencoba hadir di semua platform tanpa arah yang jelas. Padahal, setiap platform punya karakter dan cara kerja berbeda.

Farah mengingatkan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan bukan membuat akun, tapi mengenali target audience. Siapa yang ingin dijangkau? Usianya berapa? Apa kebiasaannya di media sosial? Dari sana, barulah kamu bisa menentukan platform yang paling cocok.

Misalnya, Instagram cocok untuk bisnis dengan visual kuat seperti makanan, fashion, atau lifestyle. TikTok menjadi arena bagi konten ringan, lucu, atau inspiratif yang bisa cepat viral. Sementara WhatsApp sangat cocok untuk menjaga komunikasi langsung dengan pelanggan. Bahkan LinkedIn pun bisa dimanfaatkan jika produk kamu berhubungan dengan segmen B2B atau layanan profesional.

Kuncinya, bukan ikut semua tren, tapi memilih medan yang paling relevan dengan audiens kamu.

Konten: Nyawa dari Setiap Strategi Digital

Konten menjadi jembatan utama antara brand dan pelanggan. Tanpa konten yang menarik, konsisten, dan relevan, kehadiran di media sosial tidak akan berdampak besar.

Dalam sesinya, Farah memperkenalkan konsep content pillar yaitu kategori utama yang membantu menjaga arah dan konsistensi konten. Setidaknya ada tiga pilar penting yang bisa diterapkan oleh UMKM:

  1. Entertaining, yaitu konten yang menghibur, seperti meme, moment marketing, atau employee-generated content yang ringan dan relatable.
  2. Informatif atau Edukatif, yang memberikan nilai tambah seperti tips, fakta menarik, atau edukasi seputar produk dan industri.
  3. Selling, yaitu konten yang berorientasi pada promosi, testimoni pelanggan, hingga informasi produk terbaru.

Dengan menggabungkan ketiga pilar ini secara seimbang, audiens tidak hanya merasa terhibur, tapi juga mengenal nilai dan keunggulan produk kamu.

Farah juga menambahkan bahwa “konten yang efektif bukan selalu yang paling estetik, tapi yang paling relevan dengan audiens.” Kadang justru konten sederhana, seperti video behind the scene atau testimoni jujur pelanggan, yang paling menarik perhatian dan engagement tinggi.

Branding: Membangun Citra yang Konsisten

Dalam dunia digital, branding adalah identitas. Ia adalah hal pertama yang diingat pelanggan ketika melihat produk kamu di layar ponsel. Namun, banyak UMKM yang masih belum sadar pentingnya konsistensi branding.

Branding bukan hanya tentang logo atau warna, tapi juga tone of voice, gaya visual, dan cara kamu berkomunikasi. Apakah brand kamu terdengar hangat, profesional, atau ceria dengan warna-warna terang? Semua keputusan kecil itu berkontribusi pada citra besar yang kamu bangun.

Farah menekankan bahwa branding harus konsisten di semua kanal, baik online maupun offline. Konsistensi inilah yang membuat audiens mengenali dan mengingat kamu bahkan sebelum membaca nama brand-nya.

Ide Konten Tak Pernah Habis, Kalau Tahu Caranya

Ide Konten Tak Pernah Habis, Kalau Tahu Caranya

Salah satu pertanyaan yang paling sering muncul dari pelaku UMKM adalah: “Gimana caranya biar nggak kehabisan ide konten?”. Jawabannya sederhana yaitu terus amati, dengarkan, dan adaptasi.

Farah membagikan beberapa cara praktis untuk menjaga ide tetap segar:

  • Gunakan ulang konten lama dengan format berbeda, misalnya ubah infografis menjadi short video.
  • Pelajari konten kompetitor, bukan untuk meniru, tapi memahami apa yang disukai audiens.
  • Ikuti tren melalui TikTok Creator Insight atau trending sound.
  • Perhatikan komentar dan pertanyaan dari pelanggan, karena sering kali dari sanalah ide paling relevan muncul.
  • Dan memanfaatkan teknologi seperti ChatGPT untuk brainstorming ide atau menyusun caption yang engaging.

Analisis Data: Mengetahui Apa yang Benar-Benar Bekerja

Setelah semua strategi dijalankan, langkah terakhir dan sering kali paling diabaikan adalah analisis data. Farah menyebut tahap ini sebagai “GPS-nya strategi digital.” Tanpa data, kamu tidak tahu apakah sudah di jalur yang benar.

Beberapa metrik penting yang perlu dipantau meliputi reach, impression, engagement rate, video views, followers growth, hingga average duration rate untuk konten video. Data ini membantu kamu memahami perilaku audiens dan mengukur efektivitas konten.

Misalnya, jika engagement rate turun, mungkin format konten kamu mulai membosankan. Jika reach meningkat tapi komentar sedikit, mungkin pesan yang disampaikan belum cukup kuat untuk mengundang interaksi.

Dengan membaca data secara berkala, UMKM bisa membuat keputusan yang lebih akurat dan bukan sekadar menebak-nebak.

Sesi QnA dan Kuis Interaktif

Sesi “Dari Warung ke Timeline” juga menghadirkan sesi tanya jawab dan kuis interaktif berhadiah saldo e-wallet senilai Rp150.000 untuk tiga orang peserta. Para peserta antusias mengajukan pertanyaan seputar tantangan mereka di dunia digital marketing. Salah satu pertanyaan menarik datang dari peserta yang bertanya,

“Kalau kita sudah rajin bikin konten tapi engagement-nya stagnan, gimana cara tahu masalahnya ada di konten, caption, timing, atau audiens yang kurang tepat?”

Farah menjelaskan, langkah pertama adalah melihat data secara menyeluruh. Analisis performa setiap konten selama periode tertentu, misalnya 2–4 minggu, untuk menemukan pola. Jika reach tinggi tapi interaksi rendah, bisa jadi caption atau call-to-action-nya kurang kuat. Jika reach justru rendah, masalah bisa ada di waktu posting atau kurangnya relevansi tema dengan audiens. “Jadi bukan sekadar asal posting, tapi pahami dulu perilaku audiens,” jelasnya.

Pertanyaan lain datang dari pemilik bisnis kuliner yang menanyakan,

“Saya pemilik bisnis makanan, dengan konten gimana caranya meningkatkan sales secara offline? Apalagi sekarang banyak orang lebih suka belanja online.”

Farah menjawab, strategi yang efektif adalah menggabungkan online exposure dengan offline experience. Contohnya, gunakan konten digital untuk membangun keinginan, seperti video proses masak, testimoni pelanggan, atau promo eksklusif yang hanya bisa ditukarkan di tempat. Dengan begitu, audiens yang awalnya hanya melihat di timeline bisa terdorong datang langsung ke lokasi.

Kesimpulan: Saatnya UMKM Naik Kelas Lewat Strategi Digital

Dari sesi “Dari Warung ke Timeline” kita belajar bahwa dengan memahami platform yang tepat, menciptakan konten yang relevan, menjaga konsistensi branding, dan memanfaatkan data secara cerdas, setiap pelaku UMKM punya peluang besar untuk tumbuh lebih jauh.

Jika kamu ingin membawa bisnis ke level berikutnya dan mengubah kehadiran digital menjadi kekuatan nyata, Longetiv Digital Hub siap membantu. Mulai dari strategi media sosial, content marketing, hingga brand consultation, kami hadir untuk mendampingi perjalanan digital UMKM agar makin relevan, viral, dan berkelanjutan.

Yuk, diskusikan kebutuhan bisnis Anda bersama tim kami di www.longetiv.id atau hubungi kami melalui Instagram @longetiv.id.

Bagikan ke: